SDN 22 Mataram Gelar Workshop Transformasi Mutu Pendidikan melalui Literasi dan Numerasi

Mataram – SDN 22 Mataram sukses menggelar Workshop Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Literasi dan Numerasi bagi guru, tenaga kependidikan, dan siswa pada akhir pekan ini. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Kota Mataram, Naufal Aldian, yang sekaligus membuka acara secara resmi. Acara ini juga menghadirkan narasumber utama, Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB, Dr. Puji Retno Hardiningtyas, S.S., M.Hum., dengan membawa misi penguatan pendidikan berbasis literasi dan numerasi.

Dalam sambutannya, Naufal Aldian menyampaikan pentingnya memahami literasi dalam konteks luas sebagai bagian dari transformasi pendidikan yang berkualitas. “Berbicara tentang literasi, setiap manusia memiliki sudut pandang yang berbeda-beda. Saya menyebutnya transformasi bahasa atau dialektika bahasa. Literasi adalah cara kita memaknai pembelajaran, tugas, dan fungsi sebagai guru dan tenaga kependidikan,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Ia juga menekankan bahwa guru dan tenaga kependidikan memiliki tanggung jawab besar dalam mentransfer ilmu kepada siswa, salah satunya dengan meningkatkan kompetensi kebahasaan. Naufal, dalam materinya bertajuk “Dipaksa Buat Menulis,” menstimulasi kemampuan berpikir guru untuk memaknai dasar literasi dan memperkenalkan konsep berpikir kognitif dalam dunia pendidikan.

Transformasi Pendidikan Lewat Literasi dan Numerasi

Dr. Puji Retno Hardiningtyas, dalam sesi utama, memaparkan materi bertema “Transformasi Pendidikan melalui Literasi Baca-Tulis, Numerasi, dan Pemanfaatan Buku Bacaan Bermutu.” Ia mengawali paparannya dengan menggarisbawahi pentingnya literasi sebagai fondasi pendidikan yang unggul. “Hasil Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pendidikan saat ini, selain survei karakter dan survei lingkungan belajar,” jelasnya.

Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB, Dr. Puji Retno Hardiningtyas, S.S., M.Hum. saat memberikan materi

Puji Retno juga menyoroti peran Rapor Pendidikan sebagai alat untuk memantau perkembangan mutu pendidikan di setiap satuan pendidikan, termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dalam paparannya, ia menyampaikan bahwa literasi dan numerasi tidak hanya harus dipahami melalui teori tetapi juga harus diperkuat melalui praktik yang konkret. “Pemahaman melalui praktik lebih cepat diserap oleh guru dan siswa. Oleh karena itu, pendekatan yang adaptif, termasuk melalui teknologi, sangat diperlukan,” ujarnya.

Salah satu tantangan yang diungkapkan dalam workshop ini adalah rendahnya kemampuan membaca siswa. Puji Retno menyarankan agar pembelajaran beradaptasi dengan perkembangan zaman melalui pemanfaatan teknologi digital. “Guru harus mendapatkan pelatihan teknologi, termasuk media pembelajaran berbasis AI, untuk meningkatkan kompetensi mereka dan stimulasi pembelajaran aktif bagi siswa,” tegasnya.

Semangat Guru untuk Berinovasi

Para peserta workshop, yang terdiri dari guru dan tenaga kependidikan, terlibat aktif dalam diskusi. Salah seorang guru berbagi pengalaman tentang pengenalan materi literasi melalui buku bergambar untuk menarik minat siswa. Namun, ia juga mengungkapkan tantangan menghadapi siswa yang belum mampu membaca. Hal ini menjadi perhatian khusus dan mendapatkan solusi langsung dari narasumber untuk menggunakan pendekatan teknologi sebagai pendukung pembelajaran.

Mudena, Kepala SDN 22 Mataram, turut menyampaikan harapan besar dari kegiatan ini. “Kami berharap kegiatan ini dapat menambah wawasan dan metode pembelajaran literasi dan numerasi yang dapat diterapkan di kelas. Saya mengimbau Bapak dan Ibu guru untuk mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh sehingga dapat mengimbaskan manfaatnya kepada siswa kita,” ungkapnya penuh optimisme.

Membangun Masa Depan Melalui Literasi dan Numerasi

Workshop ini menjadi momentum penting bagi SDN 22 Mataram dalam mendukung agenda nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui literasi dan numerasi. Dengan semangat “Bangga, Mahir, dan Maju dengan Bahasa Indonesia,” yang diusung Kementerian Pendidikan, kegiatan ini memperlihatkan sinergi antara pemerintah, satuan pendidikan, dan tenaga pendidik dalam menghadapi tantangan pendidikan di era modern.

Diskusi interaktif yang berlangsung dalam suasana antusias juga menegaskan bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya bergantung pada satu pihak. Semua elemen pendidikan, dari guru hingga pemerintah, harus bekerja sama menciptakan lingkungan belajar yang adaptif, inovatif, dan inklusif. Literasi dan numerasi bukan sekadar kemampuan dasar, melainkan kunci utama dalam membuka potensi siswa untuk masa depan yang lebih cerah.

Sebagai penutup, Mudena mengapresiasi dukungan dari Dinas Pendidikan Kota Mataram dan Balai Bahasa NTB yang telah memberikan kontribusi besar dalam pelaksanaan workshop ini. “Kita semua berharap, upaya peningkatan mutu pembelajaran ini mampu memberikan dampak nyata bagi perkembangan siswa dan guru di SDN 22 Mataram,” pungkasnya.

Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal menuju transformasi pendidikan di Kota Mataram yang lebih baik, dengan literasi dan numerasi sebagai landasan utama. (UJ)

Pos terkait